Kamu itu seperti biji kedondong buat aku, disetiap sisi selalu menusuk
diriku mau itu didepan, disamping maupun dibelakang.
Kamu selalu ingin diperhatikan tapi kamu tak pernah merpehatikan kami
yang disekelilingmu
Kamu selalu ingin dipedulikan tapi apa balasanmu, tak ada, nihil buat
ku.
Kalaupun ada seseorang lagi seperti kamu aku tak akan menerimanya lagi,
karena aku tak sanggup.
Mengapa setiap orang percaya padamu, bahkan orang yang didekat kami pun
sangat mempercayaimu.
Kamu cerdik, tapi kecerdikan mu itu hanya pura-pura agar dianggap hebat
oleh ku,
Dirimu itu tak pantas untuk menjadi teladan dalam hidupku, selalu
bertopang padaku.
Bagaimana nantinya kalu aku sudah tidak ada lagi, masihkah kau
bertopang dengan orang lain juga.
Kau sok dewasa padahal sangat menjijikan sikap kedewasaan kau, yang
terpaksa itu.
Aku sudah letih mengikuti semua tapak jalanmu, aku pun bisa menghapus
tapak jalanmu itu.
Ketika aku berbicara kau salahkan ketika aku diam seribu bahasa kau
hanya mencibirkan bibirmu yang peyot itu tambah keatas, dan saat aku membela
diriku apa yang terjadi, malah kau mendiamkan aku seribu bahasa sampai hati tak
pernah luluh.
Tetapi tetap engkau aku sayang , aku sangat mengasihimu. Berubahlah
sedikit walau hanya sejenak didepanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar