Rabu, 28 Maret 2012

pembuatan tempe kedelai


PEMBUATAN TEMPE KEDELAI

A.    PENDAHULUAN

Tempe adalah makan khas indonesia. Cara pembuatan tempe telah di temukan sebelum tahun 1900, tetapi pembuatannya masih sederhana.  Kualitas tempe yang baik dapatkah diperoleh dengan memilih kedelai yang bermutu baik, pengolahan yang tepat dan penggunaan kedelai yang tidak dicampur bahan lainya.
Pembuatan tempe didasarkan pada proses  fermentasi, faktor inokulum dan kapang dari jenis rhizopus yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama proses fermentasi, jenis-jenis mikroba lain mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktivitas yang nyata. Fermentasi kapang hanya berlangsung aktiv 1 hari, setelah itu mulai terbentuk spora yang berwarna putih kehitaman, karena mulai dipengaruhi aktivitas bakteri pembusuk.
Syarat mutu biji kedelai yang baik adalah :
ü  Bebas dari sisa tananman (kulit polong, potongan batang atau ranting), batu kerikil, tanah atau biji-biji lainya.
ü  Biji kecipir tidak terkena serangan hama dan penyakit
ü  Biji kecipir tidak rusak dan tidak kecil
ü  Kulit biji tidak keriputnya

B.     STARTER (RHIZOPUS OLIGOSPORUS)

1.      Menggunakan jamur tempe kedelai kedalam larut
Cara yang tepat untuk mendapatkan starter adalah dengan menggunakan jamur tempe kedelai sebagai pengganti laru. Caranya sebai berikut: tempe kedelai di rajang kecil-kecil kemudian bisa disangrai atau dijemur diterik matahari. Setelah kering tempe ditumbuk menjadi tepung dan siap digunakan. Penggunaan dicampurkan dengan bahan baku yang siap ketahap peragian.
2.      Laru bubuk buatan sendiri
Diperlukan bahan-bahan sebagai berikut : tempe segar, beras atau nasi, tepung terigu dan air. Peralatan yang dibutuhkan adalah besek bamboo, sendok, wajan, alu, ayakan baskom dan kompor. Proses pembuatanya adalah sebagai berikut : pertama-tama jamur tempe kedelai dirajang tipis-tipis agar jamur tempe kedelai mudah dikeringkan dan digilis. Setelah dirajang tempe dirjemur hingga kering kemudian irisan tempe kedelai ditumbuk menjadi tepung dan diayak halus. Menyiapkan nasi yang baru tetapi dingin dan dicampurkan dengan tepung tempe kedelai sambil diaduk sampai rata. Perbandingan nasi dan tepung tempe adalah 1:1.
Campuran ini diperam yaitu membungkus campuran dengan daun pisang lalu dimasukkan dalam besek tertutup rapat selama semalam. Jika suddah ditumbuhi jamur berarti sudah  siap dikeringkan dengan dijemur diterik matahari. Setelah kering ditumbuk sampai halus kemudian dicampur dengan tepung nasi yangtelah dibubuhi jamur dengan perbaningan 18:1 pencampuran harus dilakukan secar merata.

C.     BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN

ü  Bahan baku
ü  Biji kedelai putih 250 gr
ü  Bibit tempe (laru) 500 gr
ü  Air bersih secukupnya
ü  Peralatan yang  digunakan
ü  Kompor
ü  Kaca arloji+spatula
ü  Pengaduk gelas
ü  Botol aquades
ü  Panci
ü  Ember plastik
ü  Plastik + daun pisang

D.    CARA PEMBUATAN

ü  Memilih kedelai berkualitas baik, lalu membersihkan dan mencucinya dengan air bersih
ü  Merebus kedelai sampai 30 menit, lalu merendamnya  dalam airperebus selama 22 jam, selama satu malam
ü  Merendam kedelai dan membuang kulit ari kedelai, mencuci dan merebus lagi, 40-90 menit
ü  Mengeringkan dan mendinginkan kedelai yang telah direbus
ü  Menaburkan laru tempe / ragi pada kedelai, mengaduknya hingga rata
ü  Memasukkan kedelai dalam plastik ataupun daun, sesuai selera dengan ukuran yang diinginkan. Menusuk plastik yang telah dibungkus dengan jarum, pada sisi atas dan bawah, sebanyak mungkin.
ü  Menyimpan pada tempat yang bersuhu cocok, dalam waktu 20-30 jam tempe kedelai sudah jadi.











Kedelai



Dicuci



Direbus 30 menit



Direndam 22 jam



Di kupas kulit arinya



Dicuci



Direbus 40 menit



Ditiriskan



Di inokulasi (1gr/kg kedelai)



Dibungkus daun pisang atau plastik



Di inkubasi 38-40 jam



Tempe kedelai



Skema proses pembuatan tempe






E.     DATA PENGAMATAN

Tempe setelah 24 jam

Tempe setalah setelah 40 jam, ternyata kurang berhasil

F.      ANALISIS PERCOBAAN

Praktek pada percobaan pembuatan tempe dari kedelai ini dimulai dengan adnya pemilihan kualitas kacang kedelai yang baik dan bermutu. Lalu melakukan pencucian hingga bersih dan merendamnya selama 24 jam. Selanjutnya kacang direbus selama 30 menit, direndam kembali serta dilepaskan atau dibersihkan kulit arinya. Dicuci berssih kembali, kemudian direbus hingga kacang tersebut menjadi lembut dan benar-benar steril.  Setelah steril kacang dikeringkan dan didinginkan selanjutnya ditaburi dengan ragi secukupnya. Langkah berikutnya kacang diaduk hingga ragi merata dan kacang dimasukkan kedalam plastik  ataupun daun pisang dengan dibungkus rapi, dan dilubangi plastik ataupun daun  pisang tersebut dengan jarum sebanyak mungkin pada sisi atas dan bawah. Setelah 24 jam dilakukan pengamatan ternyata tidak ada perubahan pada tempe pada waktu 40 jam, ternyata tempe yang dibuat kuarang berhasil.


G.    KESIMPULAN

Dari  percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan pembuatan tempe dari kedelai kali ini gagal atupun kurang berhasil. Karena kedelai yang telah direbus dan diragi tidak berubah dalam waktu 40 jam. Banyak kemungkinan yang mengakibatkan gagalnya percobaan ini, diantaranya pemilihan kedelai yang kurang baik, teknik yang salah, kurangnya sterilisasi, pengaruh suhu ataupun kurangnya ragi yang ditaburi. Maka dari itu dalam proses pembuatan dihasilkan dengan kualitas yang kurang baik.

H.    DAFTAR PUSTAKA
Job sheet, Petunjuk praktikum rekayasa bioproses. 2012. Politeknik negeri sriwijaya.

spektrofotometri

 


         

SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS 2


1.     Tujuan percobaaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
ü  Menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak (VIS) dan ultraviolet;
ü  Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri.


2.     Alat dan bahan yang digunakan
Alat yang digunakan
ü  Spektrofotometer agilent
ü  Kuvet/sel
ü  Labu takar  
ü  Gelas kimia
ü  Pipet ukur
ü  Batang pengaduk/ spatula
ü  Corong
ü  Pipet tetes
ü  Bola hisap

Bahan yang digunakan
ü  Kristal HCL 0,1 M
ü  Asam benzoat
ü  Pocari sweat
ü  Sprite

3.     Gambar alat (terlampir)
4.     Teori
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya dimana detektor yang digunakan secara langsung dapat mengukur intensitas dari cahaya yang dipancarkan (it) dan secara tidak lansung cahaya yang diabsorbsi (ia), jadi tergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb (serap) oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk. Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan absorbansi
Secara sederhana instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari : Sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca).
Macam-macam detektor :
·         Detektor foto (photo detector)
·         Photocell, misalnya cds.
·         Phototube
·         Hantaran foto
·         Dioda foto
·         Detektor panas 
 Proses absorbsi cahaya pada spektrofotometri
ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi. jika zat menyerap cahaya tampak dan uv maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio. atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah it/i0 atau i0/it (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)).
            Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1.      Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2.      Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3.      Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Spektrum uv-vis dari suatu zat umumnya tidak mempunyai derajat spesifikasi yang tinggi. Walaupun demikian, spektrum tersebut sesuai untuk pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai zat spektrum tersebut bermanfaat sebagai tambahan pada identifikasi. Penggunaan kualitatif sangat terbatas karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit (500 nm) hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan.
Alasan pemilihan metode
Suatu senyawa dapat dianalisis dengan spektrofotometer uv-vis jika mempunyai kromofor pada strukturnya, seperti:
  1. Ikatan rangkap terkonjugasi: dua ikatan rangkap terkonjugasi memberikan suatu kromofor, seperti dalam butadien akan mengabsorbsi pada 217nm. Panjang gelombang serapan maksimum (lmax) dan koefisien ekstingsi molar (e) akan bertambah dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap terkonjugasi.
  2. Senyawa aromatik: cincin aromatik mengabsorbsi dalam daerah radiasi uv. Misal : benzen menunjukkan serapan pada panjang gelombang sekitar 255nm, begitu juga asam asetil salisilat.
  3. Gugus karbonil: pada gugus karbonil aldehida dan keton dapat dieksitasi baik dengan peralihan n®p* atau p®p*.
  4. Auksokrom: gugus auksokrom mempunyai pasangan elektron bebas, yang disebabkan oleh terjadinya mesomeri kromofor. Yang termasuk dalam gugus auksokrom ini adalah substituen seperti –oh, -nh2, -nhr, dan –nr2. Gugus ini akan memperlebar sistem kromofor dan menggeser absorbsi maksimum (lmax) ke arah l yang lebih panjang
  5. Gugus aromatik: adalah yang mempunyai transisi elektron n®pseperti nitrat (313 nm), karbonat (217 nm), nitrit (360 dan 280 nm), azida (230 nm) dan tritiokarbonat (500 nm).
Asam Benzoat
Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat. Asam benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan (hanssen, 1989 dalam Warta Konsumen, 1997). Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah terhadap manusia dan hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat badan melalui injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10 mg/hari selama beberapa hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan.

3.   Prosedur percobaan
1.      Penentuan panjang gelombang maksimum
ü  Menghidupkan alat spektrofotometer UV/VIS
ü  Menekan F1 (Tasks) pilih Single WL (χ tunggal),tekan enter
ü  Memasukkan χ minimum (450 nm),tekan F6 (done)
ü  Memasukkan kuvet1 (larutan blanko) pada tempat kuvet pada alat spektrofotometer,tekan F8 (blank)
ü  Memasukkan kuvet1 dengan kuvet2 (larutan  standar, misal Cs = 100 ppm), tekan F7 (sampel). Mencatat absorbansi pada 450 nm tersebut.
ü  Menekan F2 (setting), memilih 1 wavelength, tekan enter.
ü  Memasukkan χ berikutnya (misal 460 nm, dengan interval 10 nm), tekan F6 (done).
ü  Mengulangi langkah  (d) hingga langkah (g) hingga χ = 750 nm.
2.      Pembuatan kurva kalibrasi
ü  Menekan F1 (Tasks) pilih quantification,tekan enter
ü  Memasukkan χ maks, ttekan F6 (done)
ü  Memasukkan kuvet1 (larutan blanko), tekan F8 (blank)
ü  Mengganti dengan kuvet2 (larutan standar 1), tekan F7 (std)
ü  Mengulangi langkah (c) dan (d) hingga seluruh larutan standar telah diukur.
ü  Menekan enter, memasukkan nama standar, konsentrasi dan analit. (gunakan tombol → dan ← untuk berganti subjek).
ü  Menekan F6 (done) apabila telah selesai. Grafik akan tampil di layar monitor bersama dengan persamaan.
3.      Menganalisa sampel
ü  Menekan F4/sampel
ü  Memasukkan kuvet, (larutan blanko), menekan F8 (blank)
ü  Mengganti dengan kuvet 2 (larutan sampel 1), menekan F7 (sampel)
ü  Mengulangi langkah 2 dan 3 untuk keseluruhan sampel
ü  Menekan F6 (done)
ü  Menekan/graphic/ F6
ü  Menekan merk/F6, memilih peaks, menekan enter
ü  Menekan print/F6, memilih set up, menekan enter
ü  Menekan serial, memilih bandrate 38400, bits8 dan parity even
ü  Menekan F6/done 2x
ü  Menekan F6.
4.      Kalibrasi larutan
ü  Menyiapkan larutan asam benzoat yang mengandung 2 4 6 8 dan 10 mg/L dalam 0,10 M HCL. Untuk mempersiapkan 2 mg/L larutan, mencampurkan 1 ml asam benzoat standar ditambah 5 ml 0,10 M HCL dalam labu takar 50 ml sampai tanda batas. Menggunakan cara yang sama untuk larutan standar yang lain.
ü  Soft drink
Menghangatkan 20 ml soft dalam beaker gelas diatas hot plate untuk membuang CO2 dan menyaring cairan hangat menggunakan kertas saring untuk menyaring partikel yang mungkin ada. Setelah mendinginkan kesuhu ruang, memipet 4 ml kedalam labu takar 100 ml, menambahkan 10 ml 0,10 M HCL dan menambahkan air aquadest sampai tanda batas. Menyiapkan sampel kedua yang mengandung 4 ml soft drink dengan cara yang sama.
ü  Mencatat baseline ultraviolet dari 200 nm sampai ke 400 nm menggunakan air dalam sampel dan kuvet referensi. Emcatat spektrum ultraviolet dari 5 larutan standar benzoat dalam air. Mengukur absorbansi setiap standar setiap standar dan mengurangkan dengan baseline (apabila alat tidak bisa melakukan langsung secara otomatis). Mempersiapkan grafik kalibrasi absorbansi terhadap konsentrasi melewati garis nol.
ü  Sampel
Mengukur spektrum absorbansi 2:100 dan 4:100 pengenceran softdrink.
5.      Analisis benzoat dan kafein dalam soft drink
Larutan stock = larutan asam benzoat (100mg asam benzoat/L dalam air).
6.      Cara mematikan alat
ü  Menekan system (FS)
ü  Menekan tombol m
ü  Memilih restart, menekan enter
ü  Memilih yes
ü  Menunggu proses inisialisasi selesai
ü  Menekan tombol power ke off
4. Data pengamatan
a.       panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang maksimum
Absorbansi
210
0.1055
220
-0,1367
230
0,2910
240
0,1285
250
-0,1133
260
-0,0295
270
-0,0242
280
0,0330
290
0,0056
300
-0,0111
310
-0,0087


b.      larutan standar
Larutan standar (ppm)
absorbansi
2
0,0265
4
0,2162
6
0,1377
8
0,1539
10
0,1679







c. sampel

Nama sampel
absorbansi
sprite
0,1117
Pocari sweat
0,1365

5.   Perhitungan
1.      pembuatan larutan
gr=M.V.BM
M         =gr/v
            =10mg/0,1L
            =100 ppm
2.      perhitungan untuk masing-masing larutan standar
·         2 ppm
M1.V1=M2.V2
100 mg/L.V1=2 mg/L.0,05L
V1=0,001L=1 ml
·         4 ppm
M1.V1=M2.V2
100 mg/L.V1=4 mg/L.0,05L
V1=0,002L=2 ml
·         6 ppm
M1.V1=M2.V2
100 mg/L.V1=6 mg/L.0,05L
      V1=0,003L=3 ml
·         8 ppm
M1.V1=M2.V2
100 mg/L.V1=8 mg/L.0,05L
      V1=0,004L=4 ml
·         10 ppm
M1.V1=M2.V2
100 mg/L.V1=10 mg/L.0,05L
      V1=0,005L=5 ml

3.      Menentukan slope dan intersep secara teori
X
Y
X Y
­
2
0,0265
0,053
4
4
0,2162
0,8648
16
6
0,1377
0,8262
36
8
0,1539
1,2312
64
10
0,1679
1,679
100


1. slope (m) =          n.
                     n. 2

                        =          5(4,6542)-(30.0,7022)
                                    5(220)-(30)2
                  =          2,205
                              200
                  =          0,011025
2. intersep (c) =      
                       n. 2

                  =          220.0,7022-30.4,6542
                                    5(220)-(30)2
                  =          14,858
                              200
                  =          0,011025

3.Mencari konsentrasi sampel
a.       Sprite y=0,1117
Y=0,011025x + 0,07429
0,1117-0,07429=0,011025x
X=3,39319 ppm

b.      Pocari sweat Y=0,1365
Y=0,011025x+0,07429
0,1365-0,07429=0,011025x
X=5,64263 ppm




6.       Analisis percobaan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan untuk spektrofotometri uv/vis 2  bahwa hal yang dilakukan pertama mencari perhitungan nilai yang akan dipakai. Maka didapatkan nilai volume 1 sampai 5  ml. Ada 2 sampel yang digunakan yaitu sprite dan pocari sweat. Untuk mendapatkan kurva kalibrasi yang sesuai maka harus diperhatikanya pembuatan larutan, dari pemerhatian terhadap zat yang dipakai yaitu asam benzoat, serta larutan HCL nya. Jika larutan termasuk dalam syarat-syarat zat yang baik, maka akan didapatkan kurva yang sesuai yaitu berupa garis lurus. Pada pengukuran panjang gelombang, nilai yang dipakai untuk pertama dimulai dari 210 sampai 310.

7.       Kesimpulan
        Data yang didapatkan, untuk panjang gelombang maksimum yang didapatkan pada nilai absorbansi 0,2910 panjang gelombang 230, untuk larutan standar dari 2 ppm sampai 10 ppm didapatkan nilai Y dan R2 didapatkan Nilai Y=0,011025x + 0,07429 , R2 =0,247. Pada sampel pun didapatkan nilai absorbansinya, untuk sprite 0,1117, dan untuk pocari sweat 0,1365.

8.     Daftar pustaka
____________, Manual Instruction Book Spektrofotometer Lambda 3
Barset. J. at all, Vogel’s, Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, 4th  editor The English Language Book Society and Longman, london, 1982.

Underwood. Day Jr. Quantitative, 4th edition. Prentice Hall, London
Skoog D.A & West D., Principles of Instrumental Analysis, Hlt. Pinenart and Wisnton.inc, London, 1982.

http://catatankimia.com/catatan/kaliberasi-spektrofotometer-uv-vis.htmlPengertian Dasar Spektrofotometer Vis, UV, UV-Vis