Rabu, 15 Februari 2012

FRAGMENT SINGKAT


FRAGMENT SINGKAT


Lakon  1 : Wah kog ada timbangan disini! Apakah ada orang yang sedang berdagang?    
                  Biasanya timbangan dipake untuk orang yang jualan, tetapi kenapa ada pada pesta perayaan natal ini?

Lakon  2 : Hai kawan rupanya kau tidak tahu? Timbangan adalah symbol keadilan dan kebenaran dan kelahiran raja yang kita songsong pada malam ini adalah kelahiran raja adil dan raja kebenaran.

Herodes  :  Apa katamu ? Menyongsong seorang raja ? Raja mana itu ! Akulah Raja !
                  Ha….ha….ha…. !Tidak ada Raja di wilayah ini selain Aku. Akulah raja keadilan , Akulah Raja Kebenaran, Akulah Raja Kemulian!  Ha….ha….ha….!

Lakon 3  :  Benar kata Raja. Kita telah memiliki Raja yang besar ! Raja Herodes! Raja yang berkuasa di seluruh penjuru negeri. Raja siapa lagi yang mau kita songsong. Apakah Raja Adat? Raja Kampung? Makanya kamu jangan asal ngomong.

Lakon 4  :  Raja yang mau kita songsong itu adalah Raja Damai. Raja diatas segala Raja, dan Tuhan dari segala Tuhan. Kerajaannya berbeda dari segala Raja yang ada di dunia ini.

Herodes  :  Ha….ha….ha…. ! Raja Damai ? itu tidak mungkin ada! Raja seperti itu hanyalah mimpi. Tidak akan ada Raja seperti itu.

Lakon 5 :  Aku tidak dapat menerima dan mengerti apa yang kalian bicarakan. Kita telah melihat kenyataan disekitar kita. Di tengah-tengah bangsa kita, di Keluarga bahkan di Gereja Keadilan dan Kebenaran itu sulit terjadi.

Lakon 6  :  Benar apa yang kau katakan. Kita lihat di Pengadilan saja, disitu sudah ada gambar Timbangan, tetapi kalau anda-anda ini tidak punya uang pelicin walaupun anda benar jangan terlalu berharap perkara anda bisa menang. Karena kebenaran bisa saja di putar balikkan. Banyak juga anak-anak bangsa ini yang pintar, tidak diterima bekerja karena tidak punya uang sogok. Negara ini segala urusan mesti pakai Uang, jika anda mau berhasil.

Lakon 7  :  Saya juga merasakan ketidakadilan dalam keluargaku. Abang dan adik saya bisa sekolah tingg-tinggi dan mempunyai perkerjaan yang baik. Sementara aku cuma tamat SMA, karena aku mungkin tidak lebih cakap dari mereka. Alasannya tidak punya uanglah, sudah pensiunlah, padahal kalau mau jujur orang tuaku masih punya harta untuk dijual. Cuma mereka pilih kasih.

Lakon 8  :  Bukan Cuma itu saja. Yang paling mengherankan lagi ketidakadilan itu bukan hanya terjadi di Negara, di Keluarga tapi juga di Gereja. Kalau kita melihat keluarga orang miskin yang sudah sakit parah, Gereja kadang tuli mendengarkan dan tidak mau melihat. Tetapi coba kalau orang kaya. Cuma batuk saja atau demam sedikit, warga jemaat dan majelis pasti rame kesana. Alasannya untuk besuk.

Lakon 9  :  Apa yang kalian katakana itu memang benar adanya. Tapi kita jangan salah, Timbangan itu tidak pernah salah pada dirinya. Hanya tangan orang kotorlah dan pikiran manusia yang licik yang merusak keadilan dan kebenaran itu. Demikian juga dengan raja keadilan dan kebenaran itu, Dia menyatakan keadilan dan kebenaran tetapi manusia tidak mau mendengarnya hanya untuk menikmati hidup sesaat. Tetapi ingatlah, celakalah orang yang dengan sengaja menyelewengkan keadilan dan kebenaran itu. Karena setiap orang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya pada waktu kedatanganNya.

Lakon 10:  Kalau begitu, kapanlah hari itu tiba? Aku ingin melihat wajah kebenaran dan keadilan itu hadir dalam kehidupan kita.

Lakon11 :  Dia sudah datang dengan kelahiranNya di Betlehem. Dan melalui kematian dan kebangkitanNya Dia telah menyelamatkan orang berdosa. Barang siapa yang hidup didalamNya akan memperoleh hidup yang kekal, tetapi orang yang menolak Dia akan binasa selama-lamanya.

Lakon12 :  Aku jadi takut mendengarnya. Jangan –jangan aku tidak siap pada waktu kedatanganNya. Aku tidak mau binasa … Aku tidak mau binasa…. Aku tidak mau binasa ……..

Lakon13 :  KedatanganNya bukanlah menakutkan, dan bukan untuk menakut-nakuti. Karena Dia datang untuk membawa Anugerah bagi orang kepunyaanNya. Kalau kita hidup didalam Dia, Kita akan diselamatkan. Keadilan dan kebenaranNya akan tetap selama-lamanya. Bersiaplah setiap hari untuk menyambut Dia, dengan tetap berlaku adil dan berlaku benar bagi setiap orang maka hidupmu akan dipenuhi sukacita.




T A M A T





Tidak ada komentar: